LISAN vs TULISAN

 “Tulisan bisa menggantikan bahasa lisan yang kurang baik”. Kurang lebih itulah yang dapat saya petik dari tulisan di blog seorang kawan. Awalnya tulisan itu hanya sekilas lalu saja mampir di benak saya sampai saya pun mengalaminya sendiri.

Suatu hari di TPA yang kami kelola diadakan evaluasi menyeluruh dalam rangka perbaikan mutu guru dan juga murid. Merekapun kami kumpulkan dan satu persatu diminta mengutarakan kritik, saran dan juga pendapatnya untuk perbaikan bersama. Hingga beberapa waktu berlalu tak seorangpun yang berani untuk bicara.

Entah karena mereka malu atau takut bicara, sampai saya teringat akan tulisan kawan itu dan terfikirlah sebuah ide.

Kami bagikan kertas dan bolpoint untuk tiap-tiap murid dan mereka boleh menuangkan saran dan juga pendapatnya dikertas tersebut. Tak disangka ternyata semuanya bisa mengungkapkan pendapatnya  dengan jujur dan juga  maksimal hingga evaluasi itupun sukses dan kami guru-guru bisa tahu apa yang menjadi keinginan para murid dan juga lebih memahami permasalahan belajar mereka.

Ternyata apa yang dikatakan kawan saya tersebut memang benar. Bahasa tulisan yang baik mampu menggantikan bahasa lisan yang kurang baik.